Judul : Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Minat Pembelian
Ulang Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di
Toko Alfamart Jati Raya Semarang)
Penulis : Pujiyono Andy Kridasusila Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh kualitas layanan terhadap minat pembelian ulang dengan
kepuasan pelanggan sebagai media intervening di Toko Alfamart. Responden dalam
penelitian ini adalah semua orang yang membeli produk-produk yang dijual di
Toko Alfamart. Pengambilan sample responden dilakukan dengan Purposive
Sampling, responden yang diambil yang telah memiliki kartu AKU. Ada 100
responden yang digunakan dalam penelitian ini. Uji Validitas dan Uji reabilitas
menunjukkan bahwa semua variable dalam penelitian ini adalah valid dan
realibel. Data diolah mengunakan analisis regresi linier berganda, yaitu Y1=
0,750X1 kemudian Y2= 0,503X1 + 0,347Y1. Hasil pembahasan membuktikan bahwa
penelitian ini sesuai dengan hipotesisnya. Hasilnya adalah kualitas layanan
berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan dan dengan kepuasan pelanggan
sebagai variable intervening berpengaruh positif terhadap minat pembelian
ulang. Variabel Kualitas layanan (0,503) berpengaruh lebih besar dibandingkan
dengan kepuasan pelanggan (0,347). Koefisien determinasi (Adjusted R Square)
sebesar 0,629 yang menunjukkan bahwa kualitas layanan dan kepuasan pelanggan
secara bersama-sama dapat mempengaruhi sebesar 62,9%, sedangkan sisanya 37,1%
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti promosi, citra merek, dan lain-lain.
PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak bulan Juli
1997 sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi di berbagai sektor. Hal tersebut member
dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Tetapi di saat terpuruknya tatanan ekonomi
Indonesia, masih ada sektor ekonomi yang berusaha untuk bangkit kembali,
seperti bisnis manajemen ritel. Minimarket didirikan untuk memenuhi target
pasar berbeda yaitu masyarakat yang sibuk sehingga sedikit waktu tersisa untuk
berbelanja. Pengecer atau Toko Eceran adalah usaha bisnis yang volume penjualannya
terutama berasal dari penjualan eceran. Menurut Kotler (2008) usaha eceran
meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara
langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan bisnis. Pengukuran
kualitas pelayanan oleh Parasuraman et.al., dalam Hyun-Duck Kim dan kawan-kawan
(2006) pada riset eksplanatorinya, menjelaskan pelayanan dan faktor-faktor yang
menentukannya. Dalam penelitian ini didefinisikan bahwa kualitas pelayanan
sebagai derajat ketidakcocokan antara harapan normative pelanggan pada jasa dan
persepsi pelanggan pada kinerja pelayanan yang diterima. Untuk mengukur kualitas
pelayanan tercakup dalam lima dimensi, yaitu: tangibles, reliability, responsiveness,
assurance, dan empathy. Alfamart merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dibisnis retail yang dari tahun ke tahun perkembangannya cukup signifikan hal
ini terlihat dari jumlah kantor cabang yang terus bertambah dari tahun ke
tahun. Toko Alfamart Jati Raya merupakan salah satu toko yang dijadikan percontohan
untuk Kantor Cabang Semarang karena memiliki nilai net sale yang tinggi.
Dilihat dari hasil penjualan bersih yang fluktuatif maka dapat disimpulkan bahwa
minat pembelian ulang pelanggan Toko Alfamart Jati Raya terjadi kecendrungan
yang menurun.
TELAAH PUSTAKA
Menurut Kotler dan Keller (2008) Customer Relationship
Management (CRM) merupakan proses mengelola informasi secara rinci tentang
masing-masing pelanggan dan secara cermat mengelola semua “titik sentuhan”
pelanggan demi memaksimalkan kesetiaan pelanggan. Titik sentuhan pelanggan
adalah kesempatan apapun dimana seorang pelanggan menghadapi merek dan produk
mulai dari pengalaman actual, komunikasi missal sampai observasi kasual.
Customer Relationship Management (CRM) memungkinkan perusahaan memberikan
layanan pelanggan yang unggul saat diminta melalui pengunaan yang efektif atas
informasi laporan individual. Kotler (2008) menyatakan terdapat dua cara untuk
memperkuat ketahanan pelanggan. Pertama dengan mendirikan rintangan beralih
yang tinggi. Para pelanggan lebih enggan untuk beralih jika melibatkan biaya
modal yang tinggi, biaya pencarian yang tinggi, kehilangan potongan harga, dan
sebagainya. Kedua dengan memberikan kepuasan tinggi kepada pelanggan. Kualitas
pelayanan dibentuk oleh perbandingan antara ideal dengan persepsi dari kinerja
dimensi kualitas. Kualitas dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir pada
persepsi konsumen (Kotler, 2008). Parasuraman dkk. mendefinisikan kualitas layanan
sebagai suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima
(perceived service) dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service).
Menurut definisi ini, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas layanan
yaitu, layanan yang diharapkan (expected service) dan layanan yang diterima (perceived
service). Parasuraman, mengidentifikasikan lima dimensi kualitas dalam jasa pelayanan,
yaitu:
- Tangibles, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, personilnya dan sarana komunikasi.
- Reliability, yaitu kemampuan untuk menghasilkan kinerja pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan pasti. Hal ini berarti bahwa pelayanan harus tepat waktu dan dalam spesifikasi yang sama, tanpa kesalahan, kapanpun pelayanan tersebut diberikan.
- Responsiveness, yaitu bisa menjawab kebutuhan atau bisa diartikan dengan kemauan untuk menolong konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat.
- Assurance, meliputi pengetahuan dan rasa hormat para karyawan dan kemampuan mereka berarti adanya jaminan tentang kepastian pelayanan yang diberikan.
- Empathy, yaitu adanya penjiwaan dan perhatian secara pribadi terhadap konsumen.
Kotler dan Keller (2006) mendefinisikan kepuasan sebagai
perasaan suka atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara
persepsi atas kinerja produk dengan harapanya. Definisi ini mengandung pengertian
bahwa kepuasan merupakan fungsi kinerja yang dipersepsikan dengan harapan.
Engel (1995) dalam Yuzza Baihaqi (2006) mendefinisikan kepuasan pelanggan
sebagai evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya
sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila
hasil tidak memenuhi harapan pelanggan.
Pada umumnya harapan pelanggan merupakan
perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia
membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa). Sedangkan kinerja
yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah
mengkonsumsi produk yang dibeli (Tjiptono, 1996). Howard (dalam Kuntjara, 2007)
mengartikan intention to buy sebagai pernyataan yang berkaitan dengan batin
yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek tertentu dalam
suatu periode waktu tertentu. Minat membeli ulang merupakan bagian dari
komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi pada perusahaan retail. Minat
membeli ulang adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat membeli ulang yang tinggi
mencerminkan tingkat kepuasan yang tinggi dari konsumen Alfamart ketika memutuskan
untuk mengadopsi atau menolak suatu pelayanan yang timbul setelah konsumen
menerima pelayanan tersebut dan kemudian timbul rasa suka atau tidak suka
terhadap Alfamart. Parasuraman, Zeithaml dan Berry, 1985; 1988; 1990 dan 1994
menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kualitas layanan yang dipersepsikan,
semakin besar kepuasan pelanggan. Hal ini disebabkan kualitas yang dipersepsikan
merupakan kemampuan memutuskan tentang kesempurnaan atau superioritas entitas,
atau juga merupakan suatu bentuk sikap, evaluasi secara menyeluruh dalam jangka
panjang. Ciri kepuasan adalah keterkejutan pelanggan setelah ia melakukan
pembelian dan keterkejutan ini mengakibatkan sikap pelanggan kurang dinamis, karena
adanya kecenderungan untuk mengulangi pembelian tersebut.
H1 :Ada pengaruh positif kualitas layanan terhadap kepuasan
pelanggan.
H2 : Ada pengaruh positif kepuasan pelanggan terhadap minat
pembelian ulang.
METODE PENELITIAN
Populasi dan sampel
Populasi yang digunakan adalah seluruh pelanggan Toko
Alfamart Jati Raya, Banyumanik, Semarang yang telah memiliki kartu AKU.
Sebanyak 100 respoden dipilih sebagai sampel dengan metode Purposive Sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004).
Pertimbangan pemilihan sampel tersebut adalah kepemilikan kartu AKU oleh
pelanggan. Metode pengumpulan data dilaukan dengan wawancara, kuesioner,
Pengamatan, dan dokumentasi. Metode kuesioner menggunakan skala likert dimana
jawaban responden diberi nilai. Alat analisis Seluruh perhitungan statistik
dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 13. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Regresi
Linier Berganda dan Koefisien Determinasi (R2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran umum responden dalam penelitian ini adalah para
konsumen yang melakukan pembelian di Toko Alfamart Jati Raya Semarang. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang baik pria maupun wanita. Dari 100
responden yang dijadikan sampel, 57 orang atau 57% adalah berjenis kelamin
perempuan dan 43 orang atau 43% berjenis kelamin laki-laki. Jawaban responden
terhadap indikator variabel kualitas layanan dapat disimpulkan bahwa rata-rata
responden menjawab Setuju terhadap pernyataan tentang Toko Alfamart Jati Raya
Semarang. Sedangkan jawaban responden terhadap indikator variabel kepuasan
pelanggan dapat disimpulkan bahwa responden Setuju terhadap pernyataan yang
disampaikan dalam kuesioner. Jawaban responden terhadap indikator minat
pembelian ulang mayoritas responden menyatakan Setuju dengan pernyataan
kuesioner yang diajukan untuk Toko Alfamart Jati Raya Semarang. Uji validitas
terhadap variabel penelitian menunjukkan bahwa semua variable adalah valid. Hal
ini dilihat dari nilai hasil r hitung > r tabel (0,195). Uji reliabilitas merupakan
pengujian yang kedua kalinya dengan melakukan penyebaran angket yang sama
sehingga konsumen benar-benar memberikan tanggapan yang sama atas variabel.
Masing-masing variabel antara kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, dan minat
pembelian ulang ternyata diperoleh r Alpha hitung > r Alpha tabel (0,6).
Model persamaan pertama memasukkan persepsi kualitas layanan
sebagai variabel independen dengan model sebagai berikut:
Y1 = 0,750X1
Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan
pengertian bahwa : b1 (nilai koefisien regresi X1) bernilai positif, mempunyai
arti bahwa jika kualitas layanan ditingkatkan maka kepuasan pelanggan juga akan
meningkat
Model persamaan kedua memasukkan kualitas layanan dan
kepuasan pelanggan sebagai variabel independen dengan model sebagai berikut:
Y2 = 0,503X1 + 0,347Y1
Hasil persamaan regresi berganda tersebut di atas memberikan
pengertian bahwa b1 (nilai koefisien regresi X1) bernilai positif, mempunyai
arti bahwa jika kualitas layanan ditingkatkan maka minat pembelian ulang juga
akan meningkat. b2 (nilai koefisien regresi Y1) bernilai positif, mempunyai
arti bahwa jika kepuasan pelanggan ditingkatkan maka minat pembelian ulang juga
akan meningkat.
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,558 yang menunjukkan bahwa
antara kualitas layanan (X1) dapat menjelaskan kepuasan pelanggan (Y1)
berbelanja di took Alfamart Jati Raya Semarang sebesar55,80%, sedangkan sisanya
44,20% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati seperti promosi,
distribusi.
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,629 yang menunjukkan bahwa
antara kualitas layanan (X1) dan kepuasan pelanggan (Y1) secara bersama-sama
dapat menjelaskan minat pembelian ulang (Y2) berbelanja di toko Alfamart
Jatiraya Semarang sebesar 62,90%, sedangkan sisanya 37,10% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diamati seperti kebiasaan, kepercayaan, dll.
Hasil pengujian hipotesis disimpulkan bahwa kualitas
pelayanan (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan (Y1).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruh positif antara kualitas
pelayanan (X1) terhadap kepuasan pelanggan (Y1) dapat diterima. kualitas layanan
(X1) mempunyai pengaruh positif terhadap minat pembelian ulang (Y2). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis
yang menyatakan dugaan adanya pengaruh positif antara kualitas layanan (X1)
terhadap minat pembelian ulang (Y2) dapat diterima. kepuasan pelanggan (Y1)
mempunyai pengaruh positif terhadap pembelian ulang (Y2). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis yang
menyatakan dugaan adanya pengaruh antara kepuasan pelanggan (Y1) terhadap minat
pembelian ulang (Y2) dapat diterima. Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan
pelanggan, artinya apabila pelayanan yang diberikan oleh pihak Toko Alfamart
Jati Raya baik maka kepuasan pelanggan toko tersebut juga akan meningkat Kualitas
layanan juga berpengaruh positif pada minat pembelian ulang, artinya dengan
peningkatan kualitas layanan maka minat pembelian ulang juga akan meningkat.
Pelayanan perusahaan dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pelayanan yang
ramah, tidak kasar dan sesuai janji pelayanan. Produk yang dijual masih
mempunyai tanggal kadaluwarsa yang panjang serta kemasannya harus dijaga kualitasnya
untuk menarik minat pembelian konsumen toko tersebut. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap minat
pembelian ulang, artinya apabila kepuasan pelanggan swalayan alfamart yang
ditunjukkan dengan senang berbelanja di swalayan Alfamart, tidak akan melakukan
komplain di swalayan Alfamart, dan berbelanja di swalayan Alfamart sebagai
suatu pilihan yang tepat, maka konsumen akan merasa puas. Fenomena ini terjadi
karena kepuasan pelanggan adalah perasaaan puas, karena tingkat pelayanan yang
diterima konsumen melebihi dengan harapan yang diharapkan oleh konsumen, sehingga
akan mempengruhi minat pembelian ulang konsumen yang pada akhirnya minat
tersebut akan meningkat.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, apabila
kualitas layanan ditingkatkan maka kepuasan pelanggan terhadap Toko Alfamart
jati Raya Semarang juga akan meningkat. Kualitas layanan berpengaruh positif
terhadap minat pembelian ulang, apabila kualitas layanan ditingkatkan maka minat
pembelian ulang pelanggan Toko Alfamart Jati Raya Semarang juga akan meningkat.
Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap minat pembelian ulang, apabila
kepuasan pelanggan meningkat maka minat pembelian ulang pelanggan Toko Alfamart
Jati Raya Semarang juga akan meningkat.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variable kualitas layanan
berpengaruh lebih besar terhadap ke minat pembelian ulang dibandingkan dengan
kepuasan pelanggan sebagai intervening.
SARAN
Saran yang diberikan untuk meningkatkan minat pembelian
ulang adalah dengan meningkatkan kualitas layanan, dengan cara memberikan
pelayanan yang ramah, tidak kasar dan sesuai janji pelayanan. Produk yang
dijual juga harus dijaga kebersihan dan kerapiannya serta selalu dicek tanggal
kadaluwarsanya. Selain itu respon terhadap keluhan konsumen juga harus cepat
ditanggapi. Jenis unit barang yang dijual bisa dilengkapi lagi, seperti menjual
pelengkapan-perlengkapan rumah seperti korden, taplak meja, dan lain-lain. Kepuasan
pelanggan dapat ditingkatkan lagi dengan memberikan kepuasan pasca pelayanan
seperti, memberikan hadiah kejutan kepada konsumen anggota yang beruntung,
pemberian diskon setelah proses penghitungan transaksi, penanganan keluhan
konsumen yang cepat dan lain-lain.
Kita juga mempunyai jurnal mengenai Metode Analisis, silahkan dihubungi dan dibaca. Berikut linknya:
ReplyDeletehttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/856/1/Paper_Peter_Avinanta_Why_Because.pdf
Semoga bermanfaat!