Rencana
Kenaikan BBM pada 1 April 2012 menimbulkan permasalahan ekonomi dimana bahan
pokok pun pasti akan naik sehingga menambah kesulitan masyarakat bawah. Selain menimbulkan
permasalahan ekonomi rencana kenaikan BBM pun menimbulkan konflik sosial dimana terdapat pro
dan kontra antara kelompok . Pro dan kontra ini terus berlangsung. Sikap pro
dan kontra datang dari praktisi ekonomi dan partai politik.
Sebanyak
empat fraksi yang ada di DPR secara tegas menolak rencana pemerintah untuk
menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yaitu Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerindra dan Partai
Hanura. Sedangkan hanya Demokrat, PAN dan PKB yang susah bulat setuju atas
rencana pemerintah untuk menaikan bbm. Dari
seluruh fraksi yang ada di DPR tentu mereka memiliki alasan masing – masing atas
penolakan dan setujunya rencana kenaikan BBM.
Selain konflik sosial yang mengarah pada pro dan kontra atas rencana kenaikan BBM, konflik sosial pun dapat dipicu dari kebijakan yang di keluarkan pemerintah apabila tidak berjalan dengan lancar. Kebijkan pemerintah yaitu berupa Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM). Apabila pembagian BLSM tidak berjalan lancar dan pembagiannya tidak merata kepada masyarakat
bawah maka akan timbul kecemburuan sosial antara masyarakat yang mendapatkan dan masyarakat yang tidak mendapatkan. Maka dengan ini di harapkan pemerintah benar-benar mendata masyarakat
bawah dengan tepat sehingga BLSM dapat terbagi rata sehingga dapat terhindar
dari konflik sosial dan kecemburuan
sosial antara masyarakat bawah.
0 comments:
Post a Comment