Pengertian Resensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku (majalah itu memuat), (buku-buku yang baru terbit).
Secara etimologi, "Resensi" berasal dari bahasa Latin, dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai, mengulas sebuah buku.
Berikut ini Definisi, Arti dan Pengertian Resensi Menurut Beberapa Para Ahli
WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah.
Resensi menurut Panuti Sudjiman (1984) adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
Saryono (1997:56) menjelaskan Pengertian Resensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.
Contoh resensi
- Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi
1. Identitas Novel
Laskar Pelangi
Contoh Resensi Novel
Laskar Pelangi
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Kota Tempat Terbit : Jl.
Pandega Padma 19, Yogyakarta
Tahun Terbit : Cetakan
III, Juli 2007
Tebal halaman : 533 halaman termasuk juga tentang penulis
Harga : Rp.69.000,-
2. Tujuan Meresensi
Novel - Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi
Banyak orang (teman-teman) yang telah mengatakan bahwa buku ini bagus kepada
saya, maka dari itu saya menjadi penasaran dan ingin membacanya. Setelah saya
baca ternyata buku ini tidak hanya sekedar bagus tetapi “sangat bagus”, karena
di dalamnya banya terdapat pelajaran yang dapat kita ambil tentang keagamaan,
persahabatan yang luar biasa, cinta pertama yang indah, ketegaran hidup, bahkan
makna sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak.
3. Pokok-pokok Isi Novel (Unsur Instrinsik) - Contoh Resensi Novel Laskar
Pelangi
a. Tema
Persahabatan sepuluh anak yaitu Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong,
Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara dari
orang kecil yang mempunyai cita-cita yang tinggi dengan bersekolah di
pendidikan rakyat kecil Sekolah Muhamadiyah.
b. Tokoh dan Perwatakan
Kucai : benyak
bicara.
Sahara : keras
kepala, cerdas dan baik hati.
A kiong : baik dan
sedikit aneh.
Harun :
baik.
Aku sebagai ikal : tidak
mudah putus asa.
Ayah ku/ayah ikal : baik hati.
Pak K.A. Harpan Noor : baik
hati, ramah dan sabar.
Borek : nakal.
Ibu N.A. muslimah
Hafsari : sabar, baik.
Lintang
: pantang
menyerah.
Mahar : imajinatif
dan cerdas.
Trapani
: manja dan
cerdas.
c. Alur
Di dalam novel ini memakai alur maju.
d. Sudut Pandang
Memakai kata ganti orang pertama tunggal atau memakai akuan sertaan, karena
dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata aku.
e. Gaya Bahasa
Di sini saya tidak mengetahui gaya bahasanya, karena ada kata-kata yang sulit
untuk dipahami atau dapat kita mengerti. Hal ini dikarenakan untuk menyesuaikan
bahasa berdasarkan tempat yang diceritakan yaitu di Bangka Belitong, daerah
terpencil yang belum meluas bahasanya.
f. Latar (Setting)
Tempat : di sekolah, di bawah pohon, di gua, dan di rumah.
Suasana : menyenangkan, menyedihkan, dan menegangkan.
Kapan : siang hari, sore hari, dan malam hari.
4. Keunggulan Novel
- Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi
a. Organisasi
Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
lain harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca.
Karena dalam penceritaan isi novel tidak berbelit-belit.
b. Isi
Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan
cita-cita yang gagah berani dalam kisah tokoh utama buku ini Ikal, akan
menuntun kita dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar kita dapat melihat
ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar kita menolak semua
keputusasaan dan ketakberdayaan kita sendiri.
c. Bahasa
Bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit walaupun ada kata-kata yang kita
tidak tahu maknanya dan yang belum dapat kita pahami, dikarenakan cerita
menyesuaikan tempat daerah Belitong.
5. Nilai-nilai Novel
(Unsur Ekstrinsik) - Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi
Kita dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimanapun hidup yang kita jalani, kita
harus senantiasa bersyukur. Kita dapat mengetahui arti perjuangan
hidup dalam kemiskinan yang membelit cita-cita yang tingggi. Pada dasarnya
kemiskinan tidak berkorelasi/berinteraksi langsung dengan kebodohan atau
kegeniusan. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita teladani dari novel
tersebut seperti keagamaan, moral, cinta pertama yang indah, ketegaran hidup,
bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak. Selain itu kita dapat
mencontoh tokoh-tokoh yang dapat diteladani seperti tokoh-tokoh manusia
sederhana, jujur, tulus, gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa,
dan sebagainya.
6.Sinopsis - Contoh
Resensi Novel Laskar Pelangi
Diawali saat SD
Muhammadiyah, sekolah kampung di Belitong dengan fasilitas yang sangat terbatas
bahkan minus, membuka pendaftaran untuk murid baru kelas satu. Hingga saat2
terakhir pendaftaran hanya 9 orang anak yang mendaftar dan siap masuk kelas di
hari pertama. Padahal sekolah reot ini sudah diancam untuk membubarkan diri
jika murid barunya kurang dari 10 orang.
Di kalangan bawah,
menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada beban biaya yang harus
ditanggung selama bertahun2. Dan tertutupnya kesempatan untuk mempekerjakan si
anak secara penuh waktu demi membantu mengurangi beban hidup yang semakin
berat.
Jika tak ada Harun,
seorang anak berusia 15 tahun dengan keterbelakangan mental, yang disekolahkan
oleh ibunya agar tidak cuma mengejar anak ayam di rumah, tentu tidak pernah
terjadi kisah ini. Ikal tidak akan pernah bertemu, berteman satu kelas dengan
Lintang, Mahar, Syahdan, A Kiong, Kucai, Borek alias
Samson, Sahara, Trapani,
dan Harun. Tidak akan pernah bertemu Bu Muslimah, guru penuh kasih namun penuh
komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya. Dan tidak akan pernah ada Laskar
Pelangi, yang di musim hujan selalu melakukan ritual melihat pelangi sore hari
dengan bertengger di dahan2 pohon filicium yang ada di depan kelas mereka.
Selanjutnya dikisahkan
ragam kejadian yang penuh suka dan duka dari kesepuluh anak anggota Laskar
Pelangi. Nantinya di tengah cerita Laskar Pelangi mendapat anggota kesebelas,
anggota wanita kedua, Flo.
Berkisah tentang
Lintang, anak super genius didikan alam, yang rumahnya berjarak 40 km dari
sekolah dan dilaluinya dengan bersepeda setiap hari tanpa mengeluh. Bahkan
ketika suatu hari rantai sepedanya putus, dia rela berjalan kaki menuntun
sepedanya ke sekolah. Dan merasa bahagia karena masih mendapat kesempatan ikut
menyanyikan Padamu Negeri di jam pelajaran terakhir…. *merinding*… (jaman SMP
aku sempat kagum dengan teman2 yang setiap harinya mengayuh sepeda dari
rumahnya yang berjarak 10 km dari sekolah, demi bisa menuntut ilmu di SMP
Negeri yang baru ada di kota kecamatan… tapi ternyata itu belum ada apa2nya).
Berkisah tentang Mahar
anak genius berikutnya, tapi yang satu ini genius dalam bakat seni. Berkisah
tentang rutinitas membeli kapur tulis di toko yang jauh dari sekolah dan berbau
busuk, menggiring ke kisah cinta pertama Ikal kepada A Ling yang berkuku indah.
Tentang keberhasilan
mereka mengangkat nama SD Muhammadiyah yang selama ini selalu dianggap remeh
dalam acara karnaval 17 Agustus dan lomba cerdas-cermat. Tentang cita-cita
Ikal. Tentang hilangnya Flo. Tentang petualangan mistis ke Pulau Lanun menemui
Tuk Bayan Tula bersama Flo dan Mahar. Dan bagian pertama ini ditutup dengan
kesedihan mendalam yang sangat mengharukan saat Laskar Pelangi harus merelakan
perginya seorang teman yang kurang beruntung…
Bagian pertama itu
mengambil rentang waktu dari hari pertama Laskar Pelangi masuk kelas satu
Sekolah Dasar Muhammad
iyah hingga empat bulan
menjelang Ebtanas SMP di gedung sekolah yang sama dengan orang2 yang sama
(tambah Flo tentunya).
Pada bagian kedua,
kisah ini melompat dua belas tahun kemudian saat Laskar Pelangi telah menjadi
sosok2 dewasa yang harus berjuang menggapai peruntungannya dalam kehidupan
nyata. Masing2 menjalani suratan hidupnya yang sudah ditetapkan. Ada yang
berjalan sesuai cita2nya, ada yang tidak terduga lompatannya, ada juga yang
menyerah pada nasib yang sudah tergambar jelas sejak dahulu.
Dan akhirnya pun mereka
semua dengan perjuangan yang keras dan gigih dapat mendapatkan apa yang mereka
cita-citakan.
7. Biografi Penulis
- Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi
Andrea Hirata Seman
Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri
merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia
dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup
terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan
memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak
mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan
keperihatinan. Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua
orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak
cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi,
ia masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti
namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.
Referensi :
- Google.2012."Pengertian dan Contoh Resensi". Dalam http://veltaron-education.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-contoh-resensi.html
- Google.2013."Contoh Resensi
Novel Laskar Pelangi". Dalam http://animasku.com/contoh-resensi-novel-laskar-pelangi/