Wednesday, March 27, 2013

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Tugas Komputerisasi Lembaga Keuangan Perbankan)

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Berbicara tentang bank pasti berhubungan dengan uang dimana fungsi uang adalah sebagai berikut :
  1. Alat Tukar
  2. Satuan Hitung
  3. Kekayaan dan Kemakmuran
Produk bank diantaranya tabungan (saving deposit), giro ( demand deposit), dan deposito (time deposit). Bank sebagai kredit (Loan). 

Tugas bank adalah menyimpan dana masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat, dimana mayarakat yang kelebihan uangnya akan mempercayai bank yang ditujunya untuk menjadi nasabah dan menyimpan sejumlah uangnya, nasabah yang menyimpan uang di bank akan mendapatkan bunga dari pihak bank (i1). Dan  masyarakat yang kekurangan akan uang akan meminjam uang dari bank yang dipercayainya. Masyarakat yang meminjam uang ke pada bank harus membayar bunga ke pihak bank (i2).  Maka keuntungan bank diperoleh dari i2 – i1 = profit bank --- > interest spread

Terdapat resiko yang akan terjadi dalam arus nasabah yang menyimpan uang  dan nasabah yang  meminjam uang . Misalkan nasabah yang meminjam uang tidak dapat membayarkan tagihan, resiko ini disebut Transfer Of Risk. Kesimpulan :  i3 > i1 dan  i2> i3
i3 sendiri terdiri dari :
  1. Obligasi ( Surat Hutang ) : interest ( i) diskonto/bunga dibayar dimuka
  2. Stock / Saham
Misalkan  Bapak budi menjual modal dalam bentuk saham sebesar 40%, Bapakbudi akan mendapat keuntungan pada akhir tahun, yang disebut dengan deviden.

Profit  - Laba Ditahan ( Retained Earning ) = Laba Yang Dibagikan ( Deviden ).

Adapula yang tidak sampai akhir periode, yaitu misalkan :
Tgl. 27 Maret 2013 pukul 10.00 WIB saham Unilever Rp10.000/lbr, dan pada pukul 14.00 saham menjadi Rp15000/lbr, lalu dijual dan mendapat keuntungan Rp5..000/lbr ( capital gain ) hal ini disebut dengan short selling.

FINANCIAL WORLD FLOW

Nasabah merupakan konsumen dari pelayanan jasa perbankan, perlindungan konsumen baginya merupakan suatu tuntutan tidak boleh diabaikan begitu saja.Dalam dunia perbankan, pihak nasabah merupakan unsur yang sangat berperan sekali, mati hidupnya dunia perbankan bersandar kepada kepercayaan dari pihak masyarakat atau nasabah

Untuk memberikan pinjaman kepada seorang nasabah diperlukan adanya jaminan. Arinya, bank menginginkan agar kredit yang diberikannya itu terjamin akan kembali kepada bank setelah jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan bersama. Untuk itu, bank memerlukan analisa kredit yang seksama. Mengingat banyaknya bank yang tumbuh di Indonesia ini membuat bank menjalin kerja sama untuk memperoleh keuntungannya. Misalkan Bank 234 bekerjasama dengan AHM (motor) dan membuka perusahaan baru yang disebut Leasing atau pembiayaan.

Bank memberikan pinjaman kepada nasabah tentu untuk memperoleh keuntungan dan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan misalnya nasabah meninggal sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi pihak bank. Agar menutupi kerugian tersebut bank bekerjasama dengan PT. ABC misalnya, dimana PT ABC ini disebut Asuransi. Apabila PT ABC keberatan maka PT ABC akan bekerjasama dengan PT KLM, yang disebut Reasuransi. Ternyata PT KLM pun keberatan dan dia pun bekerja sama dengan PT OPQ  yang disebut Retrocessi.PT OPQ ini berada di luar negri. PT OPQ ini pun membuka perusahan-perusahan kecil untuk memperoleh masukan keuangan dimana perusahaan-perusahaan kecil ini misalnya OP. OQ dan PQ  melakukan transaksi di pasar modal untuk memperoleh Capital Gain.
  1. Saham itu maksimal 20% jika perusahaan asing ingin membeli, lebih dari 50% saham pindah.
  2. Lebih baik 1000 orang meminjam @100 dibanding 1 orang meminjam 100.000 ( The Law Of The Large Number )
  3. Likuiditas : Memenuhi kewajiban jangka pendek ( contohnya BANK )
  4. Solvabilitas : Mmenuhi kewajiban jangka panjang ( kredit, leasing )





Sunday, March 17, 2013

Ilmiah dan Nonilmiah

KARYA ILMIAH

Karya ilmiah lazim juga disebut karangan ilmiah. Lebih lanjut, Brotowidjoyo menjelaskan karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah biasa dijadikan acuan (referensi) ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Isi (batang tubuh) sebuah karya ilmiah harus memenuhi syarat metode ilmiah. Menurut John Dewey ada 5 langkah pokok proses ilmiah, yaitu:
  1. Mengenali dan merumuskan masalah
  2. Menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesis
  3. Merumuskan hipotesis atau dugaan hasil sementara
  4. Menguji hipotesis
  5. Menarik kesimpulan.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang tertentu yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal, ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan verifikasi terhadap proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

A. Ciri Karya Ilmiah
  • Objektif.
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
  • Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
  • Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
  • Logis. 
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
  • Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

  • Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju sasaran).

  • Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.
B. Sikap ilmiah

Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan”.
Beberapa sikap ilmiah menurut Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34), antara lain :

* Sikap ingin tahu
  1. Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha mengetahuinya.
  2. Senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa. 
  3. Kebiasaan menggunakan alat indera  sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah. 
  4. Memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksperimen.
* Sikap kritis
  1. Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat.
  2. Kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan.
  3. Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain.
  4. Bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
* Sikap obyektif
  1. Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu.
  2. Menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
* Sikap ingin menemukan
  1. Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru.
  2. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif.
  3. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
* Sikap menghargai karya orang lain
  1. Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya.
  2. Menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
* Sikap tekun
  1. Tidak bosan mengadakan penyelidikan.
  2. Bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan.
  3. Tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai.
  4. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
* Sikap terbuka
  1. Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.
  2. Bersedia menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.

C. Macam-macam karya ilmiah

  • Artikel ilmiah
Merupakan karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi ilmiah yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian.
  • Makalah ilmiah
Karya tulis yang memuat hasil pemikiran tentang masalah, disusun secara sistematis dan runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah dibedakan menjadi dua yaitu Makalah teknis dan Makalah nonteknis
  • Laporan Penelitian: Karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian.
D. Contoh Karya Ilmiah 

Pengaruh Konsep Attachment Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu Xl

Penulis  : Alfu Baiduri Amro (Universitas Islam Negeri (Uin) Malang) 
Tahun   : 2009

1.1 Latar Belakang 

Pertumbuhan perekonomian dunia saat ini telah mencapai situasi dimana persaingan telah menjadi kegiatan sehari-hari yang harus dihadapi oleh pelaku bisnis disetiap sektor kegiatan ekonomi. Akibatnya, tingkat persaingan antara industri yang sejenis semakin ketat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya industri yang bermunculan dengan produk dan kualitas yang hampir sama. Termasuk di dalamnya adalah industry jasa telekomunikasi, hal ini terbukti dengan banyaknya opertor seluler yang menawarkan jasanya dalam bidang telekomunikasi. Dunia telekomunikasi Indonesia saat ini diramaikan dengan sistem telekomunikasi yang menggunakan teknologi global Sistem mobile (GSM), yaitu sebuah sistem komunikasi tanpa kabel yang dikembangkan dan digunakan secara menyeluruh di seluruh dunia. Sehingga penggunaannya dapat dilakukan dimanapun juga selama ada jaringan yang memberikan layanan. Pertumbuhan bisnis seluler GSM (Global System for Mobile Communication) berkembang sangat pesat. Meningkatnya minat dan kebutuhan akan telepon seluler (ponsel) mengakibatkan permintaan simcard yang cukup tinggi dan ikut mendorong pertumbuhan populasi ponsel di Indonesia. Populasi ponsel masih rendah dibanding jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta orang. Tingkat penetrasi ponsel di Indonesia baru mencapai 22-24%. 

Menurut catatan sampai awal tahun 2007, jumlah nomor ponsel di Indonesia sudah mencapai sekitar 50 juta pelanggan, meski jumlah pelanggan sebenarnya tidak sebesar itu. Ini terjadi karena ada banyak orang yang menggunakan macam-macam kartu dari operator yang berbeda sesuai dengan kepentingannya dan adanya nomor-nomor hangus (churn) tetapi masih tetap tertera dalam data operator. Sebagai perbandingan, di Singapura penetrasi ponsel telah mencapai angka 97,7% (Majalah Marketing, Juni 2006), di sana jumlah pelanggan boleh dikatakan angka sebenarnya karena operator yang ada (Sing Tel, Star Hub, Mobile One) mempunyai kualitas yang setara dan umumnya satu orang menggunakan satu kartu, sehingga loyalitas pelanggan dapat dijamin.

Di Indonesia muncul beberapa operator telepon seluler yang berbasis GSM diantaranya yaitu: PT. Telkomsel, PT. Indosat Multi Media Mobile, PT. Lippo Telecom, dan PT. Excelcomindo Pratama. Operatoroperator tersebut mempunyai produk yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya walaupun ada beberapa kesamaan yang dimiliki oleh mereka. PT Excelcomindo Pratama Tbk, atau disingkat XL, adalah salah satu perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996, dan merupakanperusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon mobile di Indonesia. XL memiliki empat produk GSM, yaitu XL Bebas (prabayar), Jempol (prabayar), Xplor (pascabayar), dan Jimat(dulunya merupakan jenis layanan untuk Jempol, tetapi kemudian dikembangkan menjadi produksendiri yang lebih dikhususkan untuk komunikasi ke luar negeri). Selain itu XL juga menyediakan layanan korporat yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP. XL Bebas merupakan salah satu produk unggulan (Core Product) dari PT Excelcomindo Pratama Tbk yang berbasis GSM dalam bentuk kartu prabayar dengan beberapa keunggulan dan fitur. (www.xl.co.id)

Proses pemasaran itu terjadi atau di mulai jauh sejak sebelum barang-barang di produksi. Keputusan-keputusan dalam pemasaran harus di buat untuk menentukan produk dan pasarnya, harganya, dan promosinya. Kegiatan pemasaran tidak bermula pada saat selesainya proses produksi, juga tidak berahir pada saat penjualan dilakukan. Perusahaan harus dapat memberikan pandangan yang baik terhadap perusahaan jika mengharapkan usahannya dapat berjalan terus. (Swasta dan Sukotjo 1993:179).

Di era perdagangan bebas dewasa ini, perusahaan dituntut untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi para pelanggannya. Untuk itulah, perusahaan dituntut untuk mampu memupuk keunggulan kompetitifnya masingmasing melalui upaya-upaya yang kreatif, inovatif, secara efisien, sehingga menjadi pilihan dari banyak pelanggan yang pada gilirannya nanti diharapkan menjadi loyal (Hurriyati, 2005: 127).

Loyalitas pelanggan memiliki peranan yang besar bagi keuntungan perusahaan. Dalam jangka panjang lebih menguntungkan memelihara pelanggan lama dibandingkan terus menerus menarik dan menumbuhkan pelanggan baru, karena semakin mahalnya biaya perolehan pelanggan baru dalam iklim kompetisi yang sedemikian ketat. Misalnya saja dalam persaingan bisnis GSM, saat para operator begitu gencar melakukan promosi untuk mendapatkan pelanggan baru. Harga kartu perdana (starter pack) semakin murah, di mana harga jualnya di bawah nilai pulsa yang ada di dalamnya untuk menarik pelanggan baru. Padahal hanya berhasil menjual kartu perdana saja bukan berarti menambah pelanggan baru, karena yang terjadi saat ini banyak dari para pelanggan baru tersebut membuang kartu-kartu perdana ketika masa aktifnya habis, karena ia harus melakukan pengisian ulang pulsa, ia harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mengisi pulsanya dan lebih untung membeli kartu perdana ketimbang mengisi ulang kartu lamanya. Persaingan yang semakin ketat antara institusi penyedia produk belakangan ini bukan hanya disebabkan globalisasi. Tetapi lebih disebabkan karena pelanggan semakin cerdas, sadar harga, banyak menuntut, dan didekati oleh banyak produk. Kemajuan teknologi komunikasi juga ikut berperan meningkatkan intensitas persaingan, karena memberi pelanggan akses informasi yang lebih banyak tentang berbagai macam produk yang ditawarkan. Artinya pelanggan memiliki pilihan yang lebih banyak dalam menggunakan uang yang dimilikinya.

Dalam kondisi semakin meningkatnya persaingan antara produkproduk sejenis (dalam hal ini adalah persaingan dalam bisnis inidustri telekomunikasi), maka perusahaan yang satu dengan yang lain saling bersaing merebutkan konsumen. Perusahaan yang mampu menciptakan dan mempertahankan pelangganlah yang akan sukses dalam persaingan. Oleh sebab itulah perusahaan berusaha mencari konsumen yang sebanyak-banyaknya dan pada akhirnya konsumen tersebut nantinya diharapkan akan menjadi pelanggan yang loyal. Usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui beberapa tahapan, mulai dari mencari pelanggan potensial sampai memperoleh partners (Hurriyati, 2005: 128). Salah satu strategi yang digunakan oleh operator seluler untuk menarik konsumen yang sebanyak-banyaknya adalah dengan memproduksi kartu perdana secara massal dengan tingkat harga jual yang rendah (di bawah harga isi ulang pulsa reguler). Strategi ini digunakan hampir oleh semua operator seluler dalam upaya meningkatkan konsumennya, termasuk juga oleh PT. Exelcomindo Pratama. Tbk dengan produk utamanya Kartu XL Bebas. Namun ditengah gencarnya promosi menjual kartu perdana dengan harga murah ini muncullah suatu hal yang sangat ironi bagi perusahaan, yaitu tentang fenomena tingginya Churn rate (tingkat kartu hangus).

Menurut Indonesia Development Monitoring Research (IDM) melaporkan bahwa hasil survey yang dilakukan IDM tentang pengguna seluler di Indonesia adalah bahwa Persaingan bisnis telekomunikasi  sangatlah ketat. Para operator berlomba-lomba untuk menambah jumlah customer base-nya. Dalam enam bulan terakhir 2008 perang penjualan kartu perdana murah yang dilakukan para operator cukup marak. Kondisi ini mendorong peningkatan Churn rate (kartu hangus), akibatnya kartu perdana kini menjadi semacam Calling Card, hanya digunakan ketika pulsa masih ada dan bila sudah tidak ada pulsanya, kartu akan dibuang kemudian beralih ke kartu lain. Churn rate di Indonesia bisa mencapai 26% dalam setahun, sementara yang terjadi di Asean rataratanya mencapai 15%. Tingginya Churn rate, dipacu oleh murahnya harga pulsa kartu perdana bila dibandingkan dengan pulsa isi ulang. (www.detiknet.com)

Manager Marketing PT Excelcomindo (XL) Central Region Nurul Nurnasari berpendapat bahwa pelanggan ponsel di Indonesia masih sensitif dengan masalah tarif. Ketika ada operator yang menawarkan tariff lebih murah, pelanggan langsung berpindah operator. Perpindahan pelanggan dari operator yang satu ke operator lainnya inilah yang memicu tingginya churn. Pelanggan secara otomatis menghanguskan kartu ponsel yang lama pindah ke operator lainnya. Setelah memberlakukan tarif murah, tingkat churn di XL mencapai 40 persen.

Menurut Nurul, tarif murah memang efektif untuk menjaring pelanggan baru namun tidak untuk mencari pelanggan loyal. Kenyataan ini merupakan hal yang ironis bagi perusahaan, di satu sisi perusahaan berusaha untuk terus menambah jumlah pelanggannya dengan menjual kartu perdana murah, namun di sisi lain perusahaan juga dengan mudah akan ditinggalkan pelanggannya. Pada dasarnya semua perusahaan mengharapkan pelanggan yang loyal agar dapat menjadi ujung tombak perusahaan dalam memenangkan persaingan, akan tetapi dalam melakukan program pemasarannya seringkali terjadi gap antara perusahaan dan pelanggannya sehingga tawaran yang diberikan oleh perusahaan tidak dapat berjalan secara utuh.

Dalam hal ini perusahaan memberikan tawaran kartu perdana murah dengan harapan akan dapat menambah jumlah konsumen dan nantinya menjadi pelanggan yang loyal, akan tetapi di sisi lain konsumen menggunakan kartu perdana tersebut untuk sekali pakai (Calling Card).

Loyalitas merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain (Durianto dkk, 2001:62). Kotler, Hayes dan Bloom (2002) menyebutkan ada enam alasan mengapa suatu institusi perlu mendapatkan loyalitas pelanggannya. Pertama: pelanggan yang ada lebih prospektif, artinya pelangganloyal akan memberi keuntungan besar kepada institusi. Kedua: biaya mendapatkanpelanggan baru jauh lebih besar berbanding menjaga dan mempertahankanpelanggan yang ada. Ketiga: pelanggan yang sudah percaya pada institusi dalam suatu urusan akan percaya juga dalam urusan lainnya. Keempat: biaya operasiinstitusi akan menjadi efisien jika memilikibanyak pelanggan loyal. Kelima: institusi dapat mengurangkan biaya psikologis dan sosial dikarenakan pelanggan lama telah mempunyai banyak pengalaman positifdengan institusi. Keenam: pelanggan loyal akan selalu membela institusi bahkan berusaha pula untuk menarik dan memberi saran kepada orang lain untuk menjadi pelanggan.

Menurut Griffin (2003: 20-21) faktor yang menentukan loyalitas pelanggan terhadap produk atau jasa tertentu adalah keterikatan (attachment) yang tinggi terhadap produk atau jasa tertentu disbanding terhadap produk atau jasa pesaing potensial, dan pembelian yang berulang. Keterikatan yang dirasakan pelanggan terhadap produk ataujasa dibentuk oleh dua dimensi: tingkat preferensi (seberapa besar keyakinan pelanggan terhadap produk atau jasa tertentu) dan tingkat diferensiasi produk yang dipersepsikan (seberapa signifikan pelanggan membedakan produk atau jasa tertentu dari alternatif-alternatif lain). Dimensi Attachment tentang preferensi konsumen mencakup kategori sosial, kejiawaan dan kepribadian. Hal ini menggambarkan pengaruh yang berasal dari aspek internal konsumen. Sedangkan dimensi diferensiasi produk mencakup kategori merek, kualitas dan harga. Oleh sebab itulah Berdasarkan uraian diatas dan melihat betapa pentingnya nilai dari keterikatan yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu produk dalam turut membentuk loyalitas pelanggan maka penelitian ini mengambil judul ”Pengaruh Konsep Attachment Terhadap Loyalitas Pelanggan Kartu Xl (Survey Pada Xl Center Cabang Malang)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat diidentifikasikan rumusan masalahnya sebagai berikut:
  1. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara simultan dari variabel attachment yang terdiri dari dimensi tingkat preferensi dan tingkat differensiasi terhadap loyalitas konsumen ?
  2. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara parsial dari variabel attachment yang terdiri dari dimensi tingkat preferensi dan tingkat differensiasi terhadap loyalitas konsumen ?
1.3 Tujuan Penelitian 

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :
  1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan secara simultan dari variabel attachment yang terdiri dari dimensi tingkat preferensi dan tingkat differensiasi terhadap loyalitas konsumen.
  2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan secara parsial dari variabel attachment yang terdiri dari dimensi tingkat preferensi dan tingkat differensiasi terhadap loyalitas konsumen.
1.4 Batasan Masalah

dalam penyusunan skripsi ini lebih terarah dan tidak terlalu melebar, maka indikator dan variabel yang digunakan dalam penelitian hanya dibatasi pada masalah preferensi dan diferensiasi yang relevan terhadap produk kartu prabayar serta pengaruhnya terhadap kesediaan konsumen untuk terus menggunakan kartu
perdana tersebut (loyalitas konsumen). Karena sebagaimana diketahui bahwa meski secara fisik produk kartu perdana adalah berbentuk “industri barang” akan tetapi dalam sifat penggunaan selanjutnya merupakan “industri jasa”.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yaitu:

1. Bagi peneliti
a. Aplikasi dari ilmu yang diperoleh peneliti selama mengikuti perkulihaan.
b. Indikator sejauh mana ilmu yang sudah diperoleh selama mengikuti perkuliahan dapat diterapkan secara nyata dalam dunia usaha.

2. Bagi ilmu pengetahuan
a. Menambah khasanah keilmuan dalam bidang pemasaran khususnya loyalitas yang dapat terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia perekonomian.
b. Bahan masukan untuk mengevaluasi sejauh mana kurikulum yang diberikan mampu memenuhi tuntutan perkembangan dunia perekonomian khususnya pemasaran pada saat ini.

3. Bagi perusahaan
a. Informasi untuk menentukan kebijakan perusahaan yang menyangkut loyalitas konsumen.
b. Bahan pertimbangan untuk mengevaluasi strategi pemasaran khususnya mengenai masalah loyalitas konssumen. 

KARYA NON ILMIAH

Karya tulis non-ilmiah (karya non ilmiah) adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.

Karya tulis ilmiah dapat dibedakan dengan karya tulis non ilmiah, dimana karya tulis non ilmiah sangat bersifat subjektif.

A. Ciri Karya Non Ilmiah
  1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi dan umumnya bersifat subyektif.
  2. Topik dan cara penyajiannya bervariasi, tetapi tidak didasari fakta umum.Bahasanya konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
B. Sifat karya non ilmiah 
  1. Emotif, lebih merupakan refleksi dari sebuah perasaan yang terkadang melampaui kebenaran.
  2. Persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi pikiran pembaca.
  3. Deskriptif subjektif, dalam arti tidak didukung oleh data dan fakta.
  4. Terkadang over claiming. Karya-karya non ilmiah ini terutama dapat dilihat dalam bentuk karya-karya seni, seperti cerpen, novel, puisi, komik, dan lain-lain yang sejenisnya.
C. Macam-macam karya non ilmiah 
  1. Cerpen. Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
  2. Dongeng. Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.
  3. Roman. Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya menggambarkan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
  4. Novel. Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.
  5. Drama. Suatu bentuk karya sastra yang memilki bagian untuk diperankan oleh aktor.
D. Contoh Karya Non Ilmiah (Cerpen )

Slamet dan Kawannya
By. Deny Fadjar Suryaman

Gedubrakkkkk.. “aduuuhhh, siaalllll” lagi – lagi Slamet jatuh dari kasur yang seakan – akan itu telah menjadi tanda alarm yang slalu membuatnya terbangun dari tidurnya. Aneh, yah memang aneh, dulu waktu dia pertama kali lahir dari lobang ibunya (ingat lobang yang di bawah bukan lobang hidung ibunya) bapaknya kasih dia nama ‘Slamet’ itu karena bapaknya berharap dia tumbuh jadi anak yang beruntung, tapi entah aura apa yang slalu menaunginya sampai dia untuk bangun dari tidur aja slalu sial ‘Hahahahaa’.

Pagi itu setelah dia terjatuh dari tempat tidurnya, dia langsung beranjak ke kamar mandi. Di tempat yang kata anak muda zaman sekarang itu tempat bergalau karena di kamar mandi terdapat shower sebuah alat paten yang biasa digunakan anak muda untuk mengobati rasa galaunya itu Slamet hanya melakukan kebiasaannya setiap kali dia mandi, yaitu: hanya bergosok gigi dan membersihkan muka dengan pembersih muka saja. Dia slalu beranggapan bahwa mandinya seorang lelaki itu yah cuma gosok gigi dan membersihkan muka saja, jadi yah apa bedanya dengan kebiasaan yang slalu dia lakukan, menurut dia hanya yang membedakannya adalah dia tidak membasuh badannya dengan air. Menurut pendapatnya dia gak terbiasa membasuh badannya dengan air.

“heeh Slamet” sentak bokapnya yang datang tiba – tiba.
Slamet yang merasa kaget dengan reflex dia berkata “aduh jantung gue copot”
“tumben kamu jam segini mandi? Biasanya kan kamu mandinya nunggu matahari ada di atas ubun – ubun (baca, siang)”
“biasa pak hari minggu, mau main sama temen” balas Slamet.

Hari ini Slamet dan empat kawan ingin pergi bermain ke kota Jakarta, sekedar ingin bermain ke tempat yang ramai di kunjungi orang (setau geu sih Jakarta emang udah rame?? =_=” ). Dia dan empat temannya yang bernama Sopyan, Haris, Dadang, dan Budi (ini bukan Budi yang biasa anak SD sebut kalau lagi belajar baca, yaah!!!) pergi dengan menggunakan jasa kereta api.

“hei, sob kenapa kita gak pergi naik bus aja daripada naik kereta?” sahut Haris.

“heeh ris, naik kereta itu banyak seninya. Didalam loe bisa ngobrol sama penumpang, loe bisa godain mbak – mbak yang jualan, dan kalau loe beruntung bisa cari cewek didalam kereta. Gak kaya naik bus, cuma bisa duduk rapih, yang ada gue malah tidur. Jadi, gak ada seninya sob” terang Slamet.

“bener noh ris, udah lah naik kereta aja” sambung Dadang.

Dan akhirnya mereka berlima pun pergi dengan menggunakan kereta yang menuju Jakarta.

Didalam kereta sudah penuh sesak dengan penumpang yang ingin beraktivitas, baik yang ingin pergi beraktivitas ke kota Jakarta maupun hanya sekedar bermain sama seperti yang mereka lakukan. “sob mending berdiri di sambungan aja, percuma masuk kedalam gerbong gak akan dapet tempat duduk” ajak Slamet pada teman yang lainnya. Mereka berlima pun memenuhi sambungan kereta yang secara tidak langsung merupakan jalan lalu lintas para penumpang lain yang ingin berpindah gerbong ke gerbong yang lainnya.

Sesaat setelah kereta melalui beberapa stasiun, Sopyan yang berdiri tepat berhadapan dengan Dadang merasa gelisah. “sumpah, gue udah kaya orag pacaran aja sama si Dadang. Liat posisi gue (berdiri berhadapan seperti pasangan yang sedang bersiap untuk ciuman) gak gue banget”.

“najis loe yan, emang gue nafsu sama loe?” bantah Dadang.

“udah – udah liat Slamet sama Budi, anteng bener dengan posisi mesra gtu” Haris menyelah.
“kekes bud. Hahahahaaa” tambahnya.

Budi yang merasa posisinya dengan Slamet keliat aneh langsung menghentakan tangan Slamet yang bertopang pada dinding kereta yang tepat di bahunya sambil berkata “anjiir loe met”.

Slamet yang merasa kaget tanpa sengaja bibirnya menyentuh pipi mbak – mbak yang jualan nasi merah yang berdiri tepat di sebelah dia dan Budi. “astaghfirullah..” reflex Slamet, “maaf mbak gak sengaja”.
 “sengaja juga gak apa – apa kok” jawab mbak penjual.

“pindah – pindah sob, jangan disini berdirinya. Sumpah, gak aman posisinya” tambah Slamet pada temannya.

Mereka pun pindah mencari tempat yang lain.

Dan akhirnya mereka memutuskan berpisah, Haris dan Sopyan memilih berdiri didekat pintu kereta, Budi dan Dadang memilih masuk agak kedalam gerbong, dan Slamet hanya berdiri didepan pintu kamar mandi. Dan akhirnya mereka sampai di stasiun Serpong, yang artinya cuma beberapa stasiun lagi mereka sampai pada tujuan.

“ris liat tuh ada cewek di atas gedung, lagi liat kesini. Pasti dia lagi manggil bokapnya trus bilang ‘ayah – ayah ada orang ganteng tuh di kereta’ “. Terang Sopyan.

“wew, paling juga bokapnya bilang ‘aah, salah liat kali’ ”. Jawab Haris.

Tanpa disadari Haris, Dadang, Budi, dan Sopyan, ternyata Slamet yang sudah pindah berdiri di seberang pintu kamar mandi ternyata di hampiri seorang cewek cantik yang baru naik ketika di stasiun Serpong tadi.

“khhmmm, hajar met” teriak Budi yang meliat posisi Slamet sangat menguntungkan, bagai dapat durian runtuh.

Slamet yang lugu dan polos itu pun hanya terdiam dan bergetar karena posisinya yang berpulukkan dengan cewek itu, yang hanya dibatasi tas yang di gendongnya.

Dan akhirnya cewek itu pun turun di stasiun berikutnya.

  “woy cah, awas kaki loe tuh, jangan keluar pintu” sahut polisi yang bertugas menjaga di dalam kereta pada Haris.

“liat ris, awas wooyyy!!!” teriak Sopyan.

‘Wwwusssshhhhtttttttttttttt’
“selamet, selamet, hampir aja kaki gue putus nih yan”

“itu kan namaaaa guee rissss” teriak Slamet.

Akhirnya mereka pun tiba di stasiun kota di Jakarta. Dan bergegas turun dari kereta yang memberikan berbagai macam seni didalamnya.

“sumpah, lain kali gue gak bakal naik kereta lagi. Hampir aja kaki gue putus”  kata terakhir yang di lontarkan Haris yang kecewa dengan kejadian di kereta saat di stasiun.

The End

PERBEDAAN KARYA ILMIAH DENGAN NON ILMIAH

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk 
semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris)  yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel,  feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

Referensi :

Google.com.2011.”Karya Ilmiah dan Non Ilmiah”. http://eziekim.wordpress.com/2011/03/01/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah/

Google.com.2012.”Perbedaan antara Karangan Ilmiah, Karangan Non Ilmiah, Karangan Semi Ilmiah”.http://yulandari.wordpress.com/2012/03/26/perbedaan-antara-karangan-ilmiah-karangan-non-ilmiah-karangan-semi-ilmiah/


Keterkaitan antara Analisis Kasus dengan Adanya Metode Ilmiah


Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Karakterisasi Metode Ilmiah

Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.

Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur

Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Perumusan masalah

Perumusan masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar kita, baik benda mati maupun makhluk hidup. Misalnya, saat kamu berada di pantai dan mengamati ombak di lautan. Pada saat itu di pikiranmu mungkin timbul pertanyaan, mengapa terjadi ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya ombak? Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita.

Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai berikut :
  1. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.
  2. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
  3. Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur. 
2. Perumusan hipotesis

Ketika kita mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai hipotesis penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin saja salah. Ileh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat

3. Perancangan penelitian

Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan penelitian.

Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.

Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi. 

Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
  1. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat)
  2. Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur (dipengaruhi oleh variabel bebas)
  3. Variabel control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4. Pelaksanaan penelitian 

Langkah langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : 

a. Persiapan penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan baik.

b. Pelaksanaan 
  • Pengumpulan/pengambilan data
a) Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba (kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka data kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna kulit, dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.
b) Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
  • Pengolahan data, setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang kita peroleh dapat ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table, grafik dan diagram.
  • Menarik kesimpulan, setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpilan dari penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang melatarbelakangi penelitian.
5. Pelaporan penelitian

Sistematika penyusunan laporan penelitian:
  1. Pendahuluan, bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil penelitian dan berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis
  2. Telaah kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
  3. Metode penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
  4. Hasil dan pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk grafik, tabel , atau diagram.
  5. Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban terhadp hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari peneliti kepada pihak lain, yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
CONTOH KASUS

Dalam era globalisasi persingan di dalam industri semakin ketat. Banyak industri baru yang bermunculan tetapi tidak sedikit juga perusahaan yang harus gulung tikar. Sebingga untuk mempertahankan ekistensiinya di dunia bisnis, perusahaan harus memiliki sistem panasaran yang baik. Pemasam merupakan faktor paling utama yang dapat meningkatkm penjualan sebuah produk.

Pemasaran dalam penelitian ini mencakup seluruh aspek pamasaran, termasuk di dalamnya pengembangan produk yang baik, penetapan harga yang bersaing dan kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang dimiliki perusahaan sebagai produsen kepada konsumen Dalam mamasarkan suatu produk, informasi mengenai suatu produk yang bersangkutan sangatlah penting. Olebh karena itu, untuk menyampaikan informasi tersebut kepada konsumen perusahaan melakukan kegiatan promosi.

Promosi adalah segala bentuk upaya untuk memperkenalkan atau meningkatkan pamahaman para pelanggan rnaupun calon pelanggan tahadap produk yang dihasilkan perusahaan. Melalui kegiatan promosi, pausahaan menyampaikan informasi mengenai keunggulan dan keistimewaan produk yang ditawarkan kepada konsumen sasaran, supaya pada akhimya dapat meningkatkan penjualan produk tersebut.
Pemilih suatu strategi promosi berkaitan erat dengan biaya promosi itu sendiri, namun itu semua tidak menjadi masalah  mengingat biaya promosi rnerupakan salah satu komponen biaya dari suatu produk.  

Namun yang penting harus menjadi pertimbangan bahwa dengan biaya promosi tertentu harus dapat mendongkrak penjualan sejumlah tertentu. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan strategi promosi yang terbaik dan mengoptimalkan dana yang tersedia untuk kegiatan promosi agar penjualan produk dapat meningkat sesuai target perusahaan.

Sudah satu industri yang sedang beakembang pesat saat ini adalah  industri telekomlmikasi seluler. Pasaingan yang terjadi antar industri sejenis  ini membuat semua pemain seluler semakin gencar melakukan promosi dengan menawarkan tarif murah. Hal ini semata-mata dilakukan untuk menarik konsumen dan meningkatkan penjualan.

Di Indonesia teadapat tiga opaator seluler terbesar dan bersaing ketat, yaitu : Telkomsel, Excelcornindo (XL), dan lndosat yang memiliki peranan penting dalam perkembangan industinya. Terlepas dari semua itu, saat ini ada 9 operator telepon seluler di Indonesia yang terdiri dari basis teknologi GSM dan CDMA Bahkan Baru-baru ini muncul lagi pemain baru yaitu Axis (www.wikimucom).

Pasaingan antar operator terebut selalu mencoba mengungguli satu dengan lainnya. Persainagan inilah yang menjadikan mereka selalu berlomba-lomba untuk meningkatkan  mutu, fasiitas dan pelayanan agar dapat merebut pelanggan terbanyak, minimal dapat mempertahankan pasar yang telab mereka kuasai.

Dalam industri telekomunikasi seluler Indonesia dewasa ini, pasar pengguna ponsel dikuasai hampir sekitar 54 persennya oleh Telkomsel. PT. Telkomsel adalah operator telekomunikasi GSM yang pertama di Indonesia deagan layanan pascabayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Kemudian pada November 1997 Telkomsel menjadi opaator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar GSM (www.wikipediacom).

Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh Telkom (65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel(35X). Telkom merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu Kartu HALO (pascabayar), simF'ATl (pmbayar), dan kartu AS (prabayar). Ketiga produk t&ut memiliki segmentasi pasar yang berbeda Kartu HALO ditargelkan untuk pelan- &owmi menengah ke atas, simPATl ditaaedcan untuk pelanggan &owmi meoengah, dan Kabu AS ditargedcan untuk kdangan ekowmi lemah.

Setelah menganalisis kasus diatas tentang perusahaan telekomunikasi yang menawarkan produk provider, maka kasus tersebut dapat dikembang menjadi suatu penelitian metode ilmiah. Dibawah ini contoh penelitian metode ilmiah dengan beberapa kerangka metode ilmiah. Penelitian metode ilmiah ini tentang perusahaan telekomunikasi IM3 dengan judul " Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen Kartu Pra Bayar IM3" . 

Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen Kartu Pra Bayar IM3

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat psikogenetik, yaitu kebutuhan akan pengakuan, penghargaan dan rasa kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memliki kepuasan dasar dan bersifat naluriah sedangkan keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut, sehingga keinginan merupakan kebutuhan buatan yaitu kebutuhan yang dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Keinginan terhadap suatu produk yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya akan menciptakan permintaan.

Strategi pemasaran untuk menciptakan permintaan melalui Loyalitas konsumen dipengaruhi oleh barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen, harga barang atau jasa, upaya mendistribusikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen dan kegiatan memperkenalkan kepada konsumen (promosi ). Jelasnya bahwa kegiatan memasarkan suatu produk dipengaruhi oleh interaksi dari keempat hal tersebut diatas, dalam buku teks bahasa inggris hal tersebut dinyatakan dengan istilah marketing mix, marketing mix merupakan campuran (mix) yakni interaksi dari empat hal tersebut, yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place). Masing-masing variabel tersebut berinteraksi satu sama lain guna menciptakan suatu permintaan terhadap barang atau jasa yang ditawarkan memberikan manfaat, diterima baik oleh konsumen yang pada ujungnya pelanggan akan menjadi loyal (Sutisna, 2003: 41)

Loyalitas adalah suatu komitmen yang mendalam untuk membeli kembali atau berlangganan suatu produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan datang. Sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian merek yang sama walaupun ada pengaruh situasi dan berbagai usaha pemasaran yang berpotensi untuk menyebabkan tindakan perpindahan merek, perusahaan untuk mendapatkan loyalitas atau kesetiaan konsumen perlu strategi pemasaran yang tepat dan komplek. Konsumen akan menjadi loyal pada merek-merek yang berkualitas dan menawarkannya dengan harga yang wajar selain itu para penjual juga beranggapan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada suatu produk jika produk tersebut mudah didapatkan saat dibutuhkan, dan yang tidak kalah penting loyalitas terbentuk melalui promosi yang ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-kebaikan produknya (Sutisna, 2003: 40)

Kartu prabayar IM3 merupakan salah satu produk dari PT Indosat Tbk yang bergerak melayani pelanggan di bidang jasa telekomunikasi, produk ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, mempunyai pelanggan yang banyak dan cukup diperhitungkan oleh para pesaingnya. kita ketahui bersama persaingan diantara produk sejenis akhir-akhir ini sangat ketat, baik dalam produk, harga, distribusi, promosi dan lain sebagainya, hal ini menuntut perusahaan untuk lebih kreatif dalam menarik perhatian konsumen.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam menghadapi persaingan ini PT Indosat Tbk dengan produk IM3 memberikan kualitas pelayanan yang terbaik kepada konsumen, kualitas pelayanan tersebut terdiri dari kualitas produk, harga, distribusi dan promosi. Hal ini dilakukan semata-mata bertujuan untuk mendapatkan kepuasan yang diinginkan konsumen, sehingga konsumen itu menjadi loyal dalam menggunakan produk yang dihasilkan.

Kemampuan produk untuk memberikan kepuasan pada pemakainya akan menguatkan kedudukan atau posisi produk dalam benak konsumen, sehingga memungkinkan konsumen menjadikan pilihan pertama bilamana akan terjadi pembelian diwaktu yang akan datang. kualitas produk yang ditawarkan dan dari kartu prabayar IM3 diantaranya dengan memberikan fitur dan layanan yang tersedia di dalam kartu yaitu mulai dari sms, i-ring, transfer pulsa, IM3-access, GPRS, MMS, slir, Confirence Call dan lain-lain.
Harga suatu produk dapat menunjukkan dan mempengaruhi bagaimana konsumen itu loyal, jika suatu produk ditawarkan dengan harga yang wajar dan mampu mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian secara konsisten bukan tidak mungkin konsumen akan menjadi loyal.

Kualitas pelayanan dalam harga yang diberikan melalui produk IM3 yaitu dengan memberikan nominal pengisian pulsa dari lima ribu rupiah hingga jutaan rupiah, hal ini dimaksudkan memberikan banyak pilihan kepada konsumen agar harga nominal pulsa isi ulang IM3 terjangkau oleh semua lapisan. Kartu perdana IM3 dijual dengan harga relatif murah menyediakan vocer sms dengan nominal limaribu, limabelas ribu dan paket sms untuk pelayanan yang 100% sms.

Peran distribusi juga sangat besar dalam menjadikan konsumen itu loyal, seorang pemasar harus selalu siap menyediakan produk kepada konsumen, selalu menyediakan produk di outlet outlet hal ini dilakukan agar konsumen tidak lari ke merek lain.
Distribusi dari kartu IM3 ini selalu ditingkatkan, diperluas dan menjangkau keberbagai wilayah hingga ke pedesaan untuk menunjang kelancaran distribusi produk IM3, PT Indosat Tbk menambahkan tower atau antena untuk memberikan kemudahan sinyal sehingga ditribusi kartu IM3 itu dapat lebih lancar.

Promosi juga berperan penting dalam menjadikan konsumen itu loyal, dalam melakukan promosi produk hendaknya ditampilkan sesering mungkin di media, promosi yang menarik berkesan dan mudah dipahami. Untuk mendapatkan perhatian dan tanggapan dari calon konsumen kartu IM3 melakukan promosi di berbagai media, memilih bintang film, artis penyanyi sebagai bintang iklannya, hal ini bertujuan untuk menerik perhatian dan menaruh minat kepada calon konsumen untuk memakainya.

Penelitian ini sengaja dilakukan dengan mengambil sampel pada mahasiswa STAIN Surakarta, karena mahasiswa merupakan orang yang selalu tanggap dengan teknologi serta orang yang relatif banyak membawa ponsel. Sekarang ponsel tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi sekarang digunakan sebagai gaya. Untuk itu fitur yang lengkap pada suatu kartu pasti akan mendapat respon baik dari konsumen dalam penelitian ini adalah mahasiswa STAIN Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menjelaskan dan mengetahui bahwa strategi marketing mix yang dilakukan oleh PT Indosat Tbk benar-benar dapat menjadikan konsumen itu loyal dalam memakai produk kartu IM3 serta mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen.

Berdasarkan paparan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen Kartu Pra Bayar IM3”( Studi Kasus Pada Mahasiswa Stain Surakarta )

1.2  Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Kegiatan memasarkan suatu produk dipengaruhi oleh interaksi empat hal yang biasa disebut marketing mix yaitu produk, harga, distribusi dan promosi.
2. Perusahaan menghadapi persaingan di pasar perlu strategi pemasaran perusahaan yang tepat, upaya ini dilakukan dengan maksud untuk mencari informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk.
3. Konsumen bisa dikatakan loyal pada suatu produk bila mana konsumen tersebut mempunyai komitmen untuk membeli kembali atau berlangganan suatu produk atau jasa sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian di lain kesempatan. Konsumen mungkin juga tidak loyal dengan produk yang ditawarkan dengan melihat produk lain yang sejenis.
4. Untuk mendapatkan kepuasan atau loyalitas konsumen memang bukan perkara mudah, hal yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan strategi dari marketing mix itu dengan hati-hati.

1.3 Batasan Masalah
  1. Subjek penelitian disini adalah Mahasiswa STAIN Surakarta yang menggunakan atau pernah menggunakan kartu prabayar IM3, hal ini diketahui dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap calon responden sebelum melakukan penelitian
  2. Variabel yang akan diteliti hanya terbatas pada produk, harga, distribusi dan promosi. serta loyalitas konsumen kartu prabayar IM3
1.4  Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
  1. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara produk terhadap loyalitas konsumen kartu prabayar IM3.
  2. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara harga terhadap loyalitas konsumen kartu prabayar IM3.
  3. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara distribusi terhadap loyalitas konsumen kartu prabayar IM3
  4. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara promosi terhadap loyalitas konsumen kartu prabayar IM3.
1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah Untuk menguji pengaruh produk, harga, distribusi dan promosi terhadap loyalitas konsumen kartu prabayar IM3

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi bagi penelitian berikutnya.

2. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif untuk memahami karakteristik pembeli kepada perusahaan yang diteliti sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam rangka menentukan strategi perusahaan terhadap pembentukan layanan konsumen yang berkualitas sehingga pada akirnya akan terbentuk loyalitas konsumen terhadap produk IM3.

Referensi:

Yustia, Anissa.2008."Analisis Pengaruh Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Produk Simpati PT. Telkomsel Tbk. Bandung : ITB


http://wordskripsi.blogspot.com/2010/02/pengaruh-marketing-mix-terhadap.html


Blogspot.com.” Pengertian, Karakteristik dan Langkah - Langkah Metode Ilmiah”. http://gogopratamax.blogspot.com/2012/04/pengertian-karakteristik-dan-langkah.html